Selamat pagi, sayang...
Aku tau setiap pagi laptop ini adalah yang selanjutnya kamu sapa setelah wajahku. Dan hari ini jadi yang pertama kamu sapa karena aku tak ada disampingmu.
Sarapanmu ada di meja putih ya, sayang. Meja putih mahal yang kita beli waktu diskon 50% akhir tahun kemarin :p Di meja itu juga nanti kamu akan sarapan bersama remahan roti. Remahan roti yang akan kamu bersihkan setelah sarapan. Seperti di The SIMS itu loh, setiap habis makan langsung bersihkan meja dan alat makan lainnya. Aku cuma tak mau nanti malam kamu bertengkar dengan teman-temanku, para semut lucu.
Selain makanan, tak ada lagi yang aku khawatirkan selain hatimu. Tapi aku tahu kamu akan baik-baik saja.
Jam dua tadi pagi langit belum terang. Nathanael juga masih tidur di samping mu. Hanya ada langit yang bergerak tanpa suara dan sayup suara Brad Paisley dari speaker portable kecintaanmu. Tangan kananmu masih membentang vertikal di punggungku ketika aku akhiri pembicaraan di alat komunikasi ini dengan napas saling menyusul tanpa detak yang rapih.
Aku pergi dulu, sayang. Kalau dihitung dengan satuan detik memang lama. Toh kalau kamu convert ke menit, jam atau hari jadi lebih sebentar kan? Aku harus menjalankan tugas dan aku berada di tempat yang seharusnya. Keadaanku akan sekontras ketika kamu bayangkan yang buruk tentang itu. Dan akan lebih baik ketika kamu bayangkan yang baik tentang itu.
Kalau ada waktu luang, tidak perlu pergunakan itu untuk khawatirkan aku. Pakailah untuk bermain game kesukaanmu. Atau lanjutkan project yang kamu ceritakan kemarin. Dan ceritakan perkembangannya pada waktu aku pulang.
Email ini akan jadi mediaku untuk cintaimu sementara ini. Aku akan pulang segera dan cintaimu lagi dalam nyata.
Peluk cium,
Papi
0 comments:
Post a Comment