Setelah Kerajaan Wirata terbebas dari musuh dari Kerajaan Tri Hargo dan Astinapura, Para Pandawa yang selama satu tahun ngenger di Wirata, menjadi terbuka tabirnya. Prabu Matswapati menjadi terkejut, ketika baru mengetahui, para abdi baru yang selama ini berjasa pada kerajaaan Wirata, tenyata adalah para Pandawa, yang masih termasuk cuc cucu Prabu Matswapati. Tanpa ada Pandawa disini. dapat dipastikan, Kerajaan Wirata masih dikuasai musuh.
Pasukan Trigarta adalah sekutu Patih Kicakarupa, yang tewas ketika membrontak pada Prabu Matswapati. Raja Trigarta, Prabu Susarma, kecewa dengan kematian sekutunya, yaitu Kicakarupa bersaudara.Untuk Itu pasukan Trigarta didukung sekutunya dari Astina mencoba menguasai Wirata. Serangan tersebut digagalkan oleh para Pandawa. Prabu Matswapati mempersilakan para Pandawa tetap tinggal di Wirata, sekaligus Wirata sebagai benteng pertahanan para Pandawa, dan Prabu Matswapati dan segenap puteranya, bersedia menjadi tabur perang Baratayudha untuk Pandawa.Seta, Utara dan Wratsangka ketiga puteranya yang bisa di andalkan.
Sebagai ungkapan rasa terima kasih yang tak terhingga, Prabu Matswapati bermaksud, mengambil menantu, dari salah satu Pandawa. Yang akan di nikahkan dengan puterinya Dewi Utari. Dari Pandawa, boleh saja,dari Pandawa sendiri, boleh juga dari anak anak Pandawa, Prabu Matswapati minta pendapat Prabu Kresna.
Prabu Kresna, menyarankan kepada Prabu Matswapati agar Dewi Utari dinikahkan dengan Abimanyu, mengimgat Dewi Siti Sundari sampai sekarang belum bisa memberikan keturunannya. Dan dari anak Abimanyu ini digadang gadang, bisa menjadi Pangeran Mahkota, pewatis kerrajaan Asatinapura. Abimanyupun di mintai pendapatnya, Abimanyu pun setuju. Kemudian keduanyapun di nikahkannya.
Sudah beberapa hari ini Abimanyu maupun Gatutkaca tinggal di Wirata, sehingga keluarga Abimanyu di Plangkawati, maupun di Pringgadani gelisah. Sementara itu Dewi Pregiwa, istru Gatutkaca dan Ratu Arimbi, ibunda Gatutkaca tampaknya sudak tidak bisa menahan kerinduannya lagi pada Gatutkjaca, maka Ratu Arimbi minta tolong adiknya, Kala Bendana, umtuk mencarikan dimana Gatutkaca berada, dan disuruhnya pulang ke Pringgadani. Kala Bendana menyanggupi perintah kakaknya.,
Berangkatlah Kala Bendana.Tempat pertama yang dituju, adalah Kesatrian Plangkawati, tempat Abimanyu tinggal. Sesampai di Plangkawati, malah ada masaalah baru,Dewi Siti Sundari, istri Abimanyu yang pertama, sedang menangisi kepaergian suaminya, Abimanyu yang sudah berhari hari tidak pulang. Dewi Siti Sundari sekalighus minta tolong dicarikan Abimanyu sekalian.. Kala Bendana pun siap membantunya. Kala Bendana mencoba pergi ke Wirata, Sesampai di Wirata, Kala Bendaana akhirnya menemukan Gatutkaca dan Abimanyu Kala Bendana memeluk keponakannya, Gatutkaca, karena menahan rindu. Kala Bendana adalah salah asatu pamannya yang sangat setya pada Gatutkaca, Kala Bendana mengharap agar Gatutkaca segera kembali ke Pringggadani, karena istri Gatutkaca maupu Ibu Ratu Arimbi bersedih hati, karena sudah lama tidak bertemu dengan Gatutkaca Kepada Abimanyu, Kala Bendana meminta agar Abimanyu segera pulang ke Kesatrian Plangkawati, karena Siti Sundari menangisi keperghian Abimanyu. Dewi Utari pun menanyakan siapakah Siti Sundari itu. Kala Beandana menjelaskan bahwa Siti Sundari…….,Belum selesai bicara Tiba tiba Gatutkaca amembentaknya, agar Kala Bendana tidak perlu melamjutkan bicaranya, namun Dewi Utari mengejar teruas, akhirnya Kala Bendana mengatakan bahwa Siti Sundari adalah…, ist..,”.
Belum selesai menjelaskan, Gatutkaca tak tahan lagi, Kala Bendana ditampat dengan tangan kanannya. Gatutkaca lupa tangan kanannya yamg memiliku kekuatan aji Brajamusti, hancur seketika kepala Kala Bendana.tewaslah seketika. Gatutkaca menangisi kematianm pamannya, Kala Bendana, Akhirnya terdengar suara Kala Bendana,yang bersumpah, bahwa kelak kalau ada Perang Besar, bilamana Gatutkaca bertemu dengan Adipati Karna, maka pamannya, Kala Bendana akan menjemput sukma Gatutkaca,agar bisa bersama sama memasuki Nirwana.Gatutkaca sambil menangis mengiyakan kata pamannya.
Dewi Utari menjadi murung. Dewi Utari meminta Abimanyu jangan sampai terbebani pikiran, kaena hanya telah memiliki istri, selain Dewi Utari. Dewi Utari sejak awal menikah dengan Abimanyu, Dewi Utari sudah merasa ikhlas walaupun Abimanyu sudah memiliki beberapa istri, dan Dewi Utari tidak pernah mempersoalkannya. Mendengar kata kata Dewi Utari, hati Abimanyu, bagaikan disulut api, ter dibakar emosinya, Kemudian Abimanyu bersumpah, bahwa ia hanya memiliki seorang istri, yaitu Dewi Utari. Kalau sampai ia sudah punya istri sebelum menikah dengan Dewi Utari, lebih baik ia mati di ranjap besok pada Perang Baratayudha. Dewi Utari terperanjat dengan sumpah Abimanyu. Mengapa Abiman\yu bersumpah seperi itu. Ia maenyesalkan saumpah Abimanyu. Dewi Utari meminta dewata, agar Abimanyu di maafkan, dan dalam Baratayuda nanti, semoga tidak terjadi seperti apa yang di katakan Abimanyu.. Para Dewa bersaksi atas sumpah Abimanyu.
Ternyata dalam perang Baratayudha, Abimanyu tewas dengan ratusan anak panah menancap diseluruh bagian tubuhnyua. Sedangkan Gatutkaca juga mmengalami hal yang serupa, Ia pun tewas, terkena senjata Kunta milik Adipati Karna, yang menancap di tubuh Gatutkaca,dan pamannya membawa sukma Gatutkaca memasuki Nirwana bersama sama.
Pasukan Trigarta adalah sekutu Patih Kicakarupa, yang tewas ketika membrontak pada Prabu Matswapati. Raja Trigarta, Prabu Susarma, kecewa dengan kematian sekutunya, yaitu Kicakarupa bersaudara.Untuk Itu pasukan Trigarta didukung sekutunya dari Astina mencoba menguasai Wirata. Serangan tersebut digagalkan oleh para Pandawa. Prabu Matswapati mempersilakan para Pandawa tetap tinggal di Wirata, sekaligus Wirata sebagai benteng pertahanan para Pandawa, dan Prabu Matswapati dan segenap puteranya, bersedia menjadi tabur perang Baratayudha untuk Pandawa.Seta, Utara dan Wratsangka ketiga puteranya yang bisa di andalkan.
Sebagai ungkapan rasa terima kasih yang tak terhingga, Prabu Matswapati bermaksud, mengambil menantu, dari salah satu Pandawa. Yang akan di nikahkan dengan puterinya Dewi Utari. Dari Pandawa, boleh saja,dari Pandawa sendiri, boleh juga dari anak anak Pandawa, Prabu Matswapati minta pendapat Prabu Kresna.
Prabu Kresna, menyarankan kepada Prabu Matswapati agar Dewi Utari dinikahkan dengan Abimanyu, mengimgat Dewi Siti Sundari sampai sekarang belum bisa memberikan keturunannya. Dan dari anak Abimanyu ini digadang gadang, bisa menjadi Pangeran Mahkota, pewatis kerrajaan Asatinapura. Abimanyupun di mintai pendapatnya, Abimanyu pun setuju. Kemudian keduanyapun di nikahkannya.
Sudah beberapa hari ini Abimanyu maupun Gatutkaca tinggal di Wirata, sehingga keluarga Abimanyu di Plangkawati, maupun di Pringgadani gelisah. Sementara itu Dewi Pregiwa, istru Gatutkaca dan Ratu Arimbi, ibunda Gatutkaca tampaknya sudak tidak bisa menahan kerinduannya lagi pada Gatutkjaca, maka Ratu Arimbi minta tolong adiknya, Kala Bendana, umtuk mencarikan dimana Gatutkaca berada, dan disuruhnya pulang ke Pringgadani. Kala Bendana menyanggupi perintah kakaknya.,
Berangkatlah Kala Bendana.Tempat pertama yang dituju, adalah Kesatrian Plangkawati, tempat Abimanyu tinggal. Sesampai di Plangkawati, malah ada masaalah baru,Dewi Siti Sundari, istri Abimanyu yang pertama, sedang menangisi kepaergian suaminya, Abimanyu yang sudah berhari hari tidak pulang. Dewi Siti Sundari sekalighus minta tolong dicarikan Abimanyu sekalian.. Kala Bendana pun siap membantunya. Kala Bendana mencoba pergi ke Wirata, Sesampai di Wirata, Kala Bendaana akhirnya menemukan Gatutkaca dan Abimanyu Kala Bendana memeluk keponakannya, Gatutkaca, karena menahan rindu. Kala Bendana adalah salah asatu pamannya yang sangat setya pada Gatutkaca, Kala Bendana mengharap agar Gatutkaca segera kembali ke Pringggadani, karena istri Gatutkaca maupu Ibu Ratu Arimbi bersedih hati, karena sudah lama tidak bertemu dengan Gatutkaca Kepada Abimanyu, Kala Bendana meminta agar Abimanyu segera pulang ke Kesatrian Plangkawati, karena Siti Sundari menangisi keperghian Abimanyu. Dewi Utari pun menanyakan siapakah Siti Sundari itu. Kala Beandana menjelaskan bahwa Siti Sundari…….,Belum selesai bicara Tiba tiba Gatutkaca amembentaknya, agar Kala Bendana tidak perlu melamjutkan bicaranya, namun Dewi Utari mengejar teruas, akhirnya Kala Bendana mengatakan bahwa Siti Sundari adalah…, ist..,”.
Belum selesai menjelaskan, Gatutkaca tak tahan lagi, Kala Bendana ditampat dengan tangan kanannya. Gatutkaca lupa tangan kanannya yamg memiliku kekuatan aji Brajamusti, hancur seketika kepala Kala Bendana.tewaslah seketika. Gatutkaca menangisi kematianm pamannya, Kala Bendana, Akhirnya terdengar suara Kala Bendana,yang bersumpah, bahwa kelak kalau ada Perang Besar, bilamana Gatutkaca bertemu dengan Adipati Karna, maka pamannya, Kala Bendana akan menjemput sukma Gatutkaca,agar bisa bersama sama memasuki Nirwana.Gatutkaca sambil menangis mengiyakan kata pamannya.
Dewi Utari menjadi murung. Dewi Utari meminta Abimanyu jangan sampai terbebani pikiran, kaena hanya telah memiliki istri, selain Dewi Utari. Dewi Utari sejak awal menikah dengan Abimanyu, Dewi Utari sudah merasa ikhlas walaupun Abimanyu sudah memiliki beberapa istri, dan Dewi Utari tidak pernah mempersoalkannya. Mendengar kata kata Dewi Utari, hati Abimanyu, bagaikan disulut api, ter dibakar emosinya, Kemudian Abimanyu bersumpah, bahwa ia hanya memiliki seorang istri, yaitu Dewi Utari. Kalau sampai ia sudah punya istri sebelum menikah dengan Dewi Utari, lebih baik ia mati di ranjap besok pada Perang Baratayudha. Dewi Utari terperanjat dengan sumpah Abimanyu. Mengapa Abiman\yu bersumpah seperi itu. Ia maenyesalkan saumpah Abimanyu. Dewi Utari meminta dewata, agar Abimanyu di maafkan, dan dalam Baratayuda nanti, semoga tidak terjadi seperti apa yang di katakan Abimanyu.. Para Dewa bersaksi atas sumpah Abimanyu.
Ternyata dalam perang Baratayudha, Abimanyu tewas dengan ratusan anak panah menancap diseluruh bagian tubuhnyua. Sedangkan Gatutkaca juga mmengalami hal yang serupa, Ia pun tewas, terkena senjata Kunta milik Adipati Karna, yang menancap di tubuh Gatutkaca,dan pamannya membawa sukma Gatutkaca memasuki Nirwana bersama sama.
Gabung di FP kami yuk : http://facebook.com/caritawayang
0 comments:
Post a Comment