Di sebuah kerajaan, Sang Raja memiliki kegemaran berburu suatu hari ditemani penasehat dan pengawalnya Raja pergi berburu ke hutan. saat berburu terjadi kecelakaan yaitu karna kurang hati - hati jari kelingking Raja terpotong oleh pisau yg sangat tajam.
Raja bersedih dan meminta nasehat dari Penasehatnya. Penasehat Raja berusaha menghibur dengan kata - kata yang manis tetapi raja tetap sedih. akhirnya dia bilang,"baginda...,apapun yang terjadi patut disyukuri"
Mendengar ucapan Si Penasehat, Raja menjadi marah,"kurang ajar!! kena musibah bukan dihibur,malah disuruh bersyukur??".
Raja lalu memerintahkan untuk menghukum Penasehatnya selama 3 tahun penjara .
Hilangnya kelingking tidak membuat raja menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari, Raja beserta penasehat barunya dan rombongan berburu lagi ke hutan yang jauh dari Istana. Tidak terduga saat berada di tengah hutan Raja dan Penasehat tersesat dan terpisah dari rombongan, tiba - tiba di hadang oleh sekelompok orang suku primitif, mereka berdua ditangkap dan akan dijadikan korban persembahan kepada para Dewa
Keduanya lalu dimandikan. Saat giliran Raja dimandikan, ketahuan bahwa ada jari kelingking yang tidak lengkap alias cacat sehingga tidak layak dijadikan persembahan kepada para Dewa. Raja ditendang,dan dibebaskan begitu saja. Lalu Raja dengan susah payah bisa kembali lagi ke Istana
Setibanya di Istana, ia segera memerintahkan untuk membebaskan Penasehatnya dari penjara "penasehatku..,aku berterima kasih kepadamu. nasehatmu ternyata benar!! apapun yg terjadi.. patut di syukuri. karna hilangnya jari kelingkingku waktu itu, membuat aku hari ini,bisa pulang dengan selamat."
Kemudian Raja pun menceritakan kisahnya secara lengkap. setelah mendengar kisah Raja. Terburu - buru Penasehat berlutut. Sambil berkata,"trima kasih Baginda, saya juga bersyukur Baginda telah memenjarakan saya. karna jika tidak, mungkin yang dipersembahkan Dewa oleh orang - orang primitif itu adalah saya...."
(selesai)
dalam kenyataannya kita sebagai manusia. Tidak mampu memecahkan misteri ini hanya dengan mengandalkan pikiran kita semata.
Kalau kita tidak bisa menerima apa yang mampu kita rubah.
Pasti kita menderita secara mental dan berkepanjangan.
Tetapi kalo kita bisa menerima seperti apa adanya, apalagi. Bisa bersyukur atas semua musibah itu. maka beban mental akan jauh lebih ringan.
Dan yang pasti perlu kita yakini pula bahwa di setiap musibah selalu ada hikmah yang kita dapatkan.
Sekali lagi...
Apapun Yang Terjadi Patut Di Syukuri
0 comments:
Post a Comment