Searching...

Popular Posts

Sunday, June 23, 2013

Kidung Malam (75) - Dendam Menjadi Cinta

8:03 AM

Malam itu bulan penuh. Bintang bertaburan di langit yang tidak berawan, sehingga sinar bulan tak terhalang mencium bumi. Namun tidak untuk bumi di kawasan hutan Waranawata dan hutan Kamiyaka, karena lebatnya daun dan rapatnya ranting pepohonan, akibatnya sinar bulan mengalami kesulitan untuk menembusnya. Hanya sebagian kecil yang dapat menembus lebatnya hutan dan mencium bumi Kamiyaka. Dari sebagian kecil sinar bulan yang masuk hutan Kamiyaka itupun tidak semuanya mengenai tanah, ada beberapa yang terpaksa menerpa wajah dua sejoli yang sedang merenda cinta. Sementara itu Kidung malam yang timbul dari suara aneka macam binatang hutan dan aneka warna serangga membuat malam itu semakin syahdu.

Arimbi sangat bahagia bisa bersanding dan bersatu dengan Bima pujaan hatinya. Ia tidak meyangka sebelumnya bahwa Bima yang tinggi besar perkasa, kekar kaku, berotot, ternyata adalah sosok lelaki yang sangat lembut dan romantis. Saat-saat yang indah tersebut benar-benar ingin dinikmati sepenuh hati oleh Bima dan terutama Arimbi. Kehadiran pohon-pohon raksasa di hutan Kamiyaka ibaratnya payung agung yang memberi rasa aman dan keagungan bagi pasangan Bima Arimbi yang telah dipersatukan dalam cinta yang mendamaikan.

Rasa damai di hati Arimbii diawali ketika pertama kali ia melihat Bima. Niatnya untuk membinasakan Kunthi dan Pandawa urung karena Bima telah lebih dahulu menghujamkan panah asmara ke hati Arimbi. Akibatnya Arimbi jatuh tidak berdaya. Ia bertekuk lutut di kaki Bima.

Rasa damai dengan keturunan Pandu yang ada di dalam hati Arimbi telah ditawarkan kepada kakaknya Arimba, namun dengan tegas Arimba menolak tawaran damai tersebut. Dan oleh karena penolakannya, Arimba gugur di tangan Bima.

Sesaat sebelum gugur, Arimba memasrahkan negara Pringgandani kepada Arimbi adik yang paling tua. Arimbi berjanji dalam hati, bahwa sebelum ia menggantikan Prabu Arimba menjadi raja di Pringgandani, ia akan mencoba menawarkan kedamaian kepada adik-adiknya di Pringgandani dengan keturunan Pandu.

“Kakanda Bima alangkah indahnya hutan ini ketika tidak ada permusuhan di dalam hati. Alangkah bahagianya setiap orang yang mampu menggubah permusuhan menjadi perdamaian, seperti yang kita alami, benarkah kakanda Bima?” kata Arimbi kepada Bima dengan nada manja.

“Iya benar Arimbi. Tetapi kalau ditanya caranya bagaimana?”

“Caranya merubah permusuhan menjadi perdamaian?” tanya Arimbi menandaskan.

“iya” jawab Bima mantap.

Arimbi tidak dapat menjawab. Karena ia sendiri tidak pernah mempunyai rencana untuk merubah permusuhan dengan keturunan Pandu menjadi perdamaian. Pencariannya Arimbi atas keturunan Pandu adalah untuk melampiaskan sebuah dendam kepada pembunuh orang tuanya. Namun ketika bertemu dengan yang di cari, tiba-tiba hatinya dirubah. Ada kuasa besar yang menggunakan Bima dan Kunthi untuk merubah hati Arimbi yang dendam menjadi cinta, bahkan cinta yang tulus.

“Saya tidak tahu Kakanda bagaimana caranya merubah dendam menjadi cinta. Tetapi saya merasakan bahwa yang merubah dendam menjadi cinta adalah…, adalah Kakanda Bima,” jawab Arimbi sembari memeluk manja. Bima menyambut hangat pelukan Arimbi sembari mengelus-elus kepala Arimbi dengan penuh sayang.

Setelah beberapa saat keduanya bermesraan, Arimbi melepaskan pelukannya dan bertanya kepada Bima “Kalau yang merubah sikap permusuhan Kakanda Bima menjadi cinta kepadaku siapa Kakanda?”desak Arimbi. Walaupun sebetulnya sudah tahu jawabannya, Arimbi ingin mendengar jawaban itu keluar dari mulut Bima yang berkumis lebat.

Namun Bima tidak menjawab. Sebagai gantinya ia memeluk Arimbi dan menciumi pipinya yang ranum dengan penuh kegemasan. Arimbi tertawa kecil penuh suka-cita.

Keduanya bercengkerama di hutan yang lebat hingga malam, tidak ada yang mengganggunya. Satu dua kelelawar yang sering terbang rendah seakan-akan memberi selamat bagi pasangan yang berbahagia.

Pada kesempatan yang sangat baik itu tepatlah kiranya bagi Arimbi untuk mengeluarkan isi hatinya kepada Bima

“Kakanda Bima, sebelum usia kandungan anak kita ini semakin besar, dengan sangat aku memohon agar sudilah kira Kakanda menghantar aku ke Pringgandani, dengan tujuan untuk menawarkan perdamaian seperti yang telah aku lakukan kepada adik-adikku yaitu Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa, Brajalamatan dan Kala Bendana, dengan keturunan Pandu,. Selain itu aku juga ingin menata negara yang beberapa bulan ini komplang tidak mempunyai raja, karena gugurnya kakak Arimba. Bima menyanggupi permintaan Arimbi. Maka kebahagiaan Arimbi menjadi penuh.

Malam merambat pagi, Bima dan Arimbi sepakat untuk mengakhiri cengkerama malam itu. Keduanya menuju keperaduan. Sebentar kemudian mereka tidur pulas dalam kedamaian.

Beberapa hari kemudian Bima dan Arimbi memohon pamit kepada Kunthi dan saudara-saudaranya untuk mengantar pulang Arimbi di Pringgandani, dan beberapa waktu tinggal di Pringgandani. Kunthi memberi restu dan juga Puntadewa, Harjuna, Nakula dan Sadewa. Mereka menghantar Bima dan Arimbi sampai di mulut hutan Kamiyaka.

Sepeninggalnya Bima, Harjuna dipasrahi tanggunggjawab untuk menjaga keselamatan Kunthi, Puntadewa dan si kembar Nakula, Sadewa.

source: google.com

0 comments:

Post a Comment